Sabtu, 02 Februari 2013

Belajar dari perusahaan lain

Saya termasuk salah seorang yang berpikir praktis, terlalu general sehingga dalam memandang pekerjaan pun demikian simplenya. Entah kenapa ketika awal karir dirintis di salah satu perusahaan taksi itu saya hanya melihat dari sisi peluang bisnis dan konsep manajemen perusahaannya, saya berpikir perusahaan ini begitu besar dan kuat namun kurang adanya gerakan cepat dari stakeholdernya, lalu saya bertanya dalam hati apakah bisnis seperti ini agak lamban dan kurang prospek?? Tak lama setelah berpikir begitu saya memutuskan diri untuk mengundurkan diri dan berpindah ke salah satu operator Telekomunikasi besar di Indonesia. Sama seperti sebelumnya perubahaan pola pikir yang saya alami pun tak ada, saya hanya berpikir terlalu general dalam memandang core business perusahaan. Namun saya merasakan ada hal yang berbeda dari sebelumnya karena perusahaan yang saya tempati sekarang kondisi/ ritme bisnisnya jauh lebih kencang pergerakannya karena mungkin tingkat persaingan yang cukup tinggi terhadap dengan perusahaan lainnya. Memang benar adanya situasi terjepit membuat kita lebih bisa berpikir maju dan cepat, inilah bukti nyata dari perusahaan yang saya tempati sekarang, harus berjuang penuh mengalahkan pesaing-pesaingnya yang sama-sama berlari kencang. Alhasil, 2 perusahaan yang saya alami sudah cukup membuat diri ini belajar dan mengerti perbedaan konsep binis dan manajemen perusahaannya, saya pun memutuskan merombak bisnis dan menerapkan strategi marketing di ICT Nusantara (Usaha yang saya jalani) agar dapat berlari lebih kencang dan meraup keuntungan melimpah. Hal ini saya lakukan karena ketika lulus kuliah cita-cita membangun ICT Nusantara tidak tersampaikan untuk melejitkan roda bisnisnya, bermodal ilmu kuliah saja tanpa bekerja tak cukup sukses ternyata. Dari situ saya menyimpulkan proses pembelajaran itu memang penting karena ketika kita membuka diri disitulah ada hal yang berbeda dari orang lain, apa yang tidak kita miliki akan bisa kita serap dengan mudah dari orang lain, diibaratkan sebuah gelas yang kosong maka akan mudah terisi dari teko yang berisi air penuh. ICT Nusantara memang baru, namun saya berupaya terus mengadopsi ilmu-ilmu bisnis perusahaan yang saya jalani sekarang untuk memperluas link dan memperbesar peluang-peluang yang bisa diambil suatu saat nanti. (YGN)